Kalau dilihat dari al-Mu’jamul –Mufahras li Alfazhi’I Quran. Kosakata itu meliputi empat kata dalam bentuk ism (kata benda) dan dua kata dalam bentuk fi’il (kata kerja)
Kata-kata yang termasuk katagori Ism adalah sebagai berikut:
1. Rabb. Kata Ar-Rabb terdapat 952 kata dalam al-Quran . menurut tafsir al-Maraghi dan tafsir Ash-Shahwi serta temuan Abul ‘Ala Al-Maududi terdapat sekitar Sembilan belas arti.
Ibnu Al-Atsir menjelaskan bahwa arti ar-rabb itu adalah Malikun, As-Sayid, Al-Murabbi, Al-Mudabbir, al-Mumin, Al-Qayim, Al-Muwali, Shahibun, Al-Mutammimu, dan az-Zaid.
Az-Zubaidi menjelaskan bahwa kata ar-Rabb itu mempunyai arti al-maliku as-sayyid al-murabbi, al-mudabir, al-mutammim. Sedangkan Abdur Rahman fauzah menjelaskan bahwa arti al-rabb adalah al-Sayyid al-Mutha’ (tuan yang ditaati), Al-Murabbi (pendidik), Al-Muslih (yang membereskan) dan al-Mutawali (yang menguasai)
Sementara itu, al-Maududi menjelaskan lima makna. Kelima makna itu adalah (1) Pendidikan, batuan dan peningkatan (2) penghimpunan, memobilisasi dan mempersiapkan (3) tanggungjawab, perbaikan dan pengasuhan (4) keagungan, kepemimpinan, wewenang dan pelaksanaan perintah dan (5) pemilik atau juragan
Dari sekian banyak kata rabb dalam Al-Quran dapat diambil contoh sebagai berikut:
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam
Al-Maraghi menafsirkan robb dengan arti pemimpin, tuan yang mendidik dan mengurus yang didiknya dan mengatur urusannya. Tarbiyat Allah kepada manusia itu ada dua bentuk; (1) tarbiyat khalqiyyat, yaitu pembinaan dan pengembangan jasad, jiwa dan akal dengan berbagai bentuk dan tarbiyat diniyyat tahdzibiyat, yaitu pembinaan jiwa dengan wahyu untuk kesempurnaan akal dan kesucian jiwa.
Kata Alamin, yang dimaksud adalah semua apa yang ada. Biasanya lafad alam tidak umum dijamakan. Kebanyakan alam tumbuhan dan tidak biasa dikatakan alam batu, alam tanah. Alam-alam disini mengandung makna tarbiyyat dalam arti pengembangan yang diisyaratkan oleh kata rabb. Jadi, yang ada/tampak padanya, kehidupan, makan dan berkembang biak.
Menurut al-Hijazi, rabb adalah kata dan tuan, pada kata itu mengandung makna ketuhanan, pendidikan dan bimbingan/bantuan. Kata Al-Alamin adalah jamak dari alam, artinya alam itu banyak macamnya, selain alam Allah, ada juga alam manusia, binatang dan tumbuhan.
Al-Juzi berpendapat, bahwa rabb adalah raja. Namun itu tidak digunakan bagi makhluk-Nya kecuali disandarkan dengan kata lain, seperti Rabbu ad-Dar (pemilik rumah), rabbul Abdi (pemilik hamba)
Menurut Al-Hijazi makna rububiyah Allah mengarahkan pendidikan supaya bersifat sejuk, penuh kasih sayang, perhatian, inspiratif dan menyenangkan.
Kata-kata Rab tersebut dapat disimpulan bahwa tarbiyah itu ada dua macam; (1) tarbiyah Kholqiyah, yang meliputi pembinaan dan (2) Tarbiyah Diniyat Tahzibiyat, yaitu bimbingan jiwa dengan wahyu untuk kesempurnaan akal dan kesucian jiwa Tarbiyah dalam kata rab secara umum bagi manusia berbagai tingkatan manusia, binatang dan juga tumbuhan.
2. Rabbaniyun, Al-Quran menyebutkan dua kali , satu diantaranya dalam quran surat al-maidah ayat 44
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
As-Sayuthi menafsirkan kata robbaniyun, didasarkan pada perkataan para sahabat tentang arti robbaniyyun salah satunya adalah Ibnu Abbas. Beliau berpendapat bahwa arti robaniyun adalah ahli fikh/ahli hukum dan Ulama.
Sedangkan al-Maraghi menafsirkan robbaniyun dengan tokoh-tokoh pendidik, politikus, dan ahli agama. Ath-Thabari menjelaskan kata robaniyun sebagai imam orang-orang Yahudi yang beriman, pemimpin mereka yang menjadi ulama dan ahbar mereka.
3. Robbaniyyina. Al quran menyebutkan satu yaitu dalam Qs Ali-Imran:79 Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
Al-Maraghi menjelaskan bahwa robbaniyyin adalah mereka yang senantiasa mengetahui dan mentaati sekaligus mengamalkan seluruh perintah Allah SWT. Ath-Thabari menjelaskan bahwa Rabbaniyyin berarti mereka senantiasa menjadi pemimpin dan penggerak dalam amr ma’ruf nahi mungkar, pemimpin yang jadi suri tauladan, pengajar bagi masyarakat tentang isi kitab. Maka rabbaniyyin adalah ahli tarbiyyat dengan senantisa memberi santapan pelajaran kepada seluruh manusia.
4. Rabaibukum, al-Quran menyebutkannya satu kali, yaitu dalam Qs An-Nisa ayat 23
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,
Al- Maraghi menjelaskan bahwa kata rabaibukum jamak dari kata rabbibat artinya anak tiri perempuan, karena bapak tiri mengurus dan mendidiknya. Adapun Al-Jauzi menjelaskan bahwa rabibat itu anak perempuan dari suami yang lain. Rabibat bermakna marbubat karena laki-laki itu telah mendidiknya fisik maupun mental.
Dari kedua ahli tafsir diatas dapat disimpulkan bahwa terbiyat berlaku bagi seorang anak, baik kandung maupun anak orang lain, dan hendaknya meliputi pendidikan fisik, jiwa, dan akal.
Wallahu alam
Minggu, 16 Mei 2010
Makna Tarbiyah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar