Selasa, 13 April 2010

Kesederhanaan


Islam dengan ajarannya, menempuh cara praktis dalam mendidik dan melatih umatnya agar memelihara keseimbangan dalam sistemnya itu, dan berusaha mengendalikan naluri mementingkan diri sendiri serta menyelaraskan kebudayaan spiritual dan ekonomi melalui pendidikan moral. Penekanan tersebut dititikberatkan pada perbaikan moral dan pembinaan sikap moral yang benar dalam kehidupan bersama antar sesama umat, sehingga kejahatan dan keserakahan dalam pikiran mereka bukan hanya dapat ditekan melainkan dapat disalurkan untuk mencapai tingkat keluhuran rohani serta sukses di bidang materi. Disamping itu Islam juga mengendalikan hawa nafsu yang berlebihan dan ambisi-ambisi syaitani yang terdapat dalam masyarakat. Dari kesemuanya itu Islam mengandalkan pada pendidikan (Allah bagi) umatnya dan pengendalian (sistem) ekstemal yang dilakukan secara hati-hati sepanjang benar-benar diperlukan untuk memelihara sistem Sosial Islam.

Dalam kontek kekinian yang mesti di persiapkan adalah
1. Penyucian Jiwa
Hal ini merupakan cara lain untuk mengembangkan kepribadian dan pembinaan sikap individu dalam masyarakat. Allah berfirman dalam surat Asy-Syam ayat 9-10 yang artinya sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Kata Zakkaha dalam ayat ini dapat diartikan bahwa Allahlah yang membuat tumbuh, meningkat atau berkembang. Dan kata Dassaha dapat diartikan sebaliknya yaitu Dialah yang menyembunyikan dan menutupinya.
Dalam kaitannya pemurnian jiwa tidak berarti penyimpangan jalur kesederhanaan melainkan hanya menggambarkan sikap orang islam terhadap harta.
2. Budaya Mandiri
Akar dari masalah ketidak adilan salah satunya adalah rasa iri yang berkembang dari keserakahan pikiran manusia. Allah berfirman dalam surat At-Taghabun ayat 16 yang artinya Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Merupakan kenyataan banyak diantara kebutuhan manusia sering tidak realistis dan dibuat-buat, hal tersebut dapat diminimalisir dengan pendidikan moral. Jika kebutuhan ekonomi manusia dapat dikurangi dan dibatasi kepada hal-hal yang realistis, maka tentunya perasaan takut miskin dapat terhapus dari pikirannya.
Perasaan takut miskin dalam manusia terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 268 yang artinya Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
3. Ajaran memberi infak
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 219 yang artinya Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "…… Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir,
Nabi Saw sangat menekankan penggunaan kekayaan pribadi ini dan menegur mereka yang tidak membantu anggota masyarakat miskin . diceritakan Nabi saw mengatakan bahwa orang yang telah mengusir pengemis lapar dari depan pintunya akan di Tanya pada Yaumul Hisab.
Didalam Al-Fajr ayat 17-18 Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,
Di sini Allah memperingatkan orang kaya, yang mengabaikan anak yatim dan orang miskin, dan bahwa ketidak adilan akan mendatangkan murka Allah bagi mereka. Allah juga mencegah orang Islam yang melakukan shalat lima waktu tetapi tidak membantu orang miskin
4. Pinjaman Tanpa Bunga
Islam mengutuk bunga, tetapi sekaligus membina keadaan (masyarakat) yang memungkinkan tersedianya pinjaman bebas bunga bagi orang yang melakukannya.
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 280 Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

by. Rasyid Ridlo
12 Maret 2010/25 Rabi’ul Awwal 1431 H
Edisi 228 Tahun V


Tidak ada komentar:

Posting Komentar